Kamis, 23 Oktober 2014

MATERI BAKELIT

POLIMER BAKELIT

D
I
S
U
S
U
N
OLEH: KELOMPOK VII
NAMA ANGGOTA :
-      NURUL ALFI SYAHRA
-      IRMA YANTI.N
-      BAYU SADHONO




SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KESEHATAN KENDARI

T/P 2014/2015



BAB I
PENDAHULUAN
1.1      Latar Belakang

Kimia Organik adalah ilmu kimia yang spesifik membahas studi mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi dan persiapan(sintesis atau arti lainnya) tentang persenyawaan kimiawi yang bergugus karbon dan hidrogen, yang dapat juga terdiri atas beberapa elemen lain, termasuk nitrogen, oksigen, unsur halogen, seperti fosfor, silikon dan belerang. <1> <2> <3> Definisi asli dari kimia “organik” berasal dari kesalahan persepsi atas campuran organik yang selalu dihubungkan dengan kehidupan. Tidak semua senyawa organik mendukung kehidupan di bumi sepenuhnya, tetapi kehidupan seperti yang telah kita ketahui bergantung pula pada sebagian besar kimia anorganik; sebagai contoh: beberapa enzim bergantung pada logam transisi, seperti besi dan tembaga; dan senyawa bahan seperti cangkang/kulit, gigi dan tulang terdiri atas sebagian bahan organik,sebagian lain anorganik. Terlepas dari bahan dasar karbon, kimia anorganik hanya menguraikan senyawa karbon sederhana, dengan struktur molekul yang tidak mengandung karbon menjadi rantai karbon (seperti dioksida, asam, karbonat, karbida, dan mineral). Hal ini tidak berarti bahwa senyawa karbon tunggal tidak ada (yaitu: metana dan turunan sederhana). Biokimia sebagian besar menguraikan kimia protein (dan biomolekul lebih besar).Karena sifat yang spesifik, senyawa berantai karbon banyak menampilkan keanekaragaman senyawa organik yang ekstrim dan penerapan yang sangat luas. Senyawa-senyawa tersebut merupakan dasar atau unsur pokok beberapa produk (cat, plastik, makanan, bahan peledak, obat-obatan, petrokimia, beberapa nama lainnya) dan (terlepas dari beberapa pengecualian) bentuk senyawa merupakan dasar dari proses hidup. Perbedaan bentuk dan reaktivitas molekul kimia menetapkan beberapa fungsi yang mengherankan, seperti katalis enzim dalam reaksi biokimia yang mendukung sistem kehidupan. Pembiakan otomatis alamiah dalam Kimia Organik dalam kehidupan seluruhnya. Kecenderungan dalam Kimia organik termasuk sintesis kiral, kimia hijau, kimia gelombang mikro,fullerene(karbon alotropis) dan spektroskopi gelombang mikro.
Bakelit atau fenol formaldehida pertama kali disentesis oleh Leo Baekeland. Bakelit sendiri merupakan salah satu contoh dari polimer yang berdasarkan asalnya, polimer sintesis. Polimer sintesis sendiri artinya adalah polimer yang di buat di pabrik. Selain itu bakelit mempunyai sifat polimer yang tidak dapat melunak dan dibentuk ulang. Jika dipanaskan pada suhu tinggi, maka plastik ini akan terurai dan rusak.
Proses pembentukan bakelit adalah polimer kondensasi. Kondensasi merupakan reaksi penggabungan monomer – monomer dengan melepas molekul kecil, seperti H2O dan CH3OH. Reaksi kondensasi berlangsung lebih lambat, tahap demi tahap sehingga sering disebut sebagai reaksi pertumbuhan tahap demi tahap. Produk utama dari reaksi ini, terbentuk dari phenol dan formal dehide.
Tanpa kita sadari sebenarnya polimer bakelit selalu berada disekitar kita. Baik itu dirumah, maupun di sekolah. Karena Polimer ini banyak digunakan untuk peralatan listrik, sebagai kotak isolator, dan dudukan lampu.
BAB II (PEMBAHASAN)
Polimer Bakelit
http://3.bp.blogspot.com/-Sr06n5rVWO0/UDzw2MbCtuI/AAAAAAAAADU/URR_evCVnpE/s400/baekeland-lederer-manasse.gif
Polimer merupakan suatu senyawa penyusun makro molekul yang berulang. Polimer juga dibedakan berdasarkan asalnya yaitu polimer alam dan polimer sintesis. Ada polimer yang dibedakan berdasarkan pembentukannya yaitu adisi dan kondensasi. Ada juga polimer yang berdasarkan jenis monomernya yaitu homopolimer dan kopolimer. Selain itu ada juga polimer yang dibedakan berdasarkan sifatnya, yaitu termoplas dan termoset.
A.   Pengertian Bakelit (Fenol Formaldehida)
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dan tahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
Bakelit atau fenol formaldehida pertama kali disentesis oleh Leo Baekeland. Bakelit sendiri merupakan salah satu contoh dari polimer yang berdasarkan asalnya, polimer sintesis. Polimer sintesis sendiri artinya adalah polimer yang di buat di pabrik. Selain itu bakelit mempunyai sifat polimer yang tidak dapat melunak dan dibentuk ulang. Jika dipanaskan pada suhu tinggi, maka plastik ini akan terurai dan rusak.
Proses pembentukan bakelit adalah polimer kondensasi. Kondensasi merupakan reaksi penggabungan monomer – monomer dengan melepas molekul kecil, seperti H2O dan CH3OH. Reaksi kondensasi berlangsung lebih lambat, tahap demi tahap sehingga sering disebut sebagai reaksi pertumbuhan tahap demi tahap. Produk utama dari reaksi ini, terbentuk dari phenol dan formal dehide. Phenol dan formal dehide bergabung ( dimen ) kemudian mengalami polimerisasi kendensasi.  Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
http://1.bp.blogspot.com/-15xIfWjOAVk/UDzxbq72RoI/AAAAAAAAADc/5MX7cCksWEk/s200/power-socket-68989-1794905.jpg
B.   Jenis-jenis monomer Bakelit (Fenol formaldehida)

Bakelit masuk dalam golongan kopolimer, karena  bakelit dibentuk oleh dua monomer yang tidak sejenis yaitu fenol dan formaldehida.

1.    Fenol

a.    pengertian
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.

Kata fenol berasal dari Fenil Alkohol (Phenyl Alcohol). Selain itu, nama fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.
b.    Karakteristik
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
c.    Produksi
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.
d.    Penggunaan
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kamp-kamp konsentrasi, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung.
2.    Formaldehida
a.    pengertian
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia.
b.    Sifat
Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.
Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin.
Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
c.    Produksi
Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia
2 CH3OH + O2 → 2 H2CO + 2 H2O.
Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650 °C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi
CH3OH → H2CO + H2.
Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm.
Di dalam skala yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan.
d.    Kegunaan
Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri, sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian.
Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.
Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina, formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.
Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk membuat RDX (bahan peledak).
Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik dan bahan peledak.
e.    Daftar kegunaan formalin
f.     Penggunaan Formalin yang salah
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan oleh produsen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa contoh prduk yang sering diketahui mengandung formalin misalnya:
  1. Ikan segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
  2. Ayam potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak mudah busuk.
  3. Mie basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
  4. Tahu : Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari dan tidak mudah basi.

g.    Pengaruh terhadap badan

Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa, yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan.
Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian. Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman darah, tarikan napas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada kematiannya.
Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.

h.   Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut

Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan rangsangan agar korban muntah, karena akan menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim medis akan melakukan bilas lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian arang aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat.
C.   Sifat-sifat Bakelit (Fenol Formaldehida)

a.    Bakelit merupakan jenis polimer yang memiliki ikatan silang. Jenis plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu hanya pada saat pembuatannya.
b.    Mempunyai sifat yang keras dan tidak bisa lunak ketika dikenai panas. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat disambung kembali.
c.    Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
d.    Tahan terhadap asam basa.
e.    Titik lebur yang sangat tinggi.











D.   Kegunaan dalam kehidupan sehari-sehari
Bakelit merupakan jenis polimer yang banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuatan alat-alat listrik seperti stop kontak, saklar, asbak, fitting listrik, steker listrik, peralatan fotografi, radio, dan perekat plywood.
E.   Rumus struktur bakelit


http://www.chem1.com/acad/webtext/states/polymer-images/bakelite.png


https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTp6sYHKWwmfZn2d0otu3AWF4qBuTkBBUsHFqX3w_BErFiBwpWJoQ

Rumus polimer yang terbentuk dari monomer tak sejenis
(─ A ─ B ─ B ─ A ─ B ─ A ─ B ─ A ─ B ─ B ─ A ─ A ─)



















BAB III (PENUTUP)

A.   Kesimpulan
Bakelit adalah suatu jenis polimer yang dibuat dari dua jenis monomer, yaitu fenol dan formaldehida. Polimer ini sangat keras, titik leburnya sangat tinggi dan tahan api. Bakelit digunakan untuk instalasi listrik dan alat-alat yang tahan suhu tinggi, misalnya asbak dan fiting lampu listrik.
Bakelit masuk dalam golongan kopolimer, karena  bakelit dibentuk oleh dua monomer yang tidak sejenis yaitu fenol dan formaldehida.
Sifat-sifat Bakelit (Fenol Formaldehida)

a.    Bakelit merupakan jenis polimer yang memiliki ikatan silang. Jenis plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali yaitu hanya pada saat pembuatannya.
b.    Mempunyai sifat yang keras dan tidak bisa lunak ketika dikenai panas. Jadi apabila setelah pecah tidak dapat disambung kembali.
c.    Tidak dapat larut dalam pelarut apapun.
d.    Tahan terhadap asam basa.
e.    Titik lebur yang sangat tinggi
















1 komentar:

  1. 5 best merit casino bonus codes - xn--o80b910a26eepc81il5g.online
    5 best merit casino bonus codes · #1 · #2 งานออนไลน์ · #3 · #4 · #5 · #6 · #7 · #8 · #9 바카라사이트 · 메리트 카지노 고객센터 #10 · #11 · #12 · #13 · #14 · #15 · #16 · #17

    BalasHapus